Welcome to My Blog

Link Download

Download Button

Tulisan Berjalan

Welcome To My Blog

Tulisan Berjalan

Welcome To My Blog

MY FRIEND'S

Talk less do more.

Heru Gunawan

Menggapai Mimpi

SERIBU BAYANGAN

Kenangan Indah

SERASI

PASANGAN SETIA

DOMO KUN

Sendiri

Sabtu, 13 September 2014

LAPORAN HASIL PENELITIAN "MEMBEDAKAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU PADA MEDIA TANAM TANAH DAN HIDROPONIK"







BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam merupakan media atau tempat dimana tanaman dan biji dapat tumbuh dan berkembang di dalamnya, misalnya sekam, kapas, dan lainnya. Secara umum media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat mengecil kembali).
Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas. Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari ciri-cirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik faktor internal maupun eksternal, semuanya memiliki pengaruh masing-masing terhadap perkecambahan suatu tumbuhan. Dengan faktor-faktor yang berbeda, perkecambahan suatu tumbuhan dengan jenis yang sama tetapi dengan pemberian faktor-faktor perkecambahan yang berbeda, maka akan mengahasilkan perbedaan dalam perkecambahannya.
Hal inilah yang mendasari kami untuk melakukan penelitian yang menggunakan beberapa jenis media media tanam untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan suatu tumbuhan dengan judul “Membandingkan pertumbuhan dan perkembangan  kacang hijau pada media tanam tanah dan hidroponik”.
b.      Rumusan masalah
1.      Apakah media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ?
2.      Apa saja unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan yang terkandung  pada media tanam untuk proses pertumbuhan dan perkembangan ?
3.       Apa saja kekurangan dan kelebihan masing-masing media tanam tersebut ?
4.        Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau pada media tanah dan media hidroponik ?
5.      Media tanam manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau ? apa penyebabnya ?

c.       Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang tanaman kacang hijau pada media  tanam tanah dan hidroponik serta untuk mengetahui media tanam yang paling cocok untuk tumbuh kembang tanaman kacang hijau.






















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat mengecil kembali). Pada tumbuhan ber sel satu terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel.
Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas. Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari ciri-cirinya.
B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a. Faktor Dalam (Internal)
  • Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik.

b. Faktor Luar (External)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut:

  1. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi tanaman.
  1.  Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
  1.  Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil.
  1.  Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
5.      Media tanam
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara baik media tanam tanah maupun hidroponik.
Hidroponik merupakan suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang, sekam atau pasir.
Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
·         Bahan Organik

Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.
Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
  1.  Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.

Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur. Namun, media arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
b.      Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
  1.  Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatnya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.

Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
  1. Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.
Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.
  1.  Humus
Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bias menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
·         Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
a.       Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
b.       Spons (floralfoam)
Dilihat dari sifatnya, spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spons sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya cenderung hanya sementara waktu saja.
c.        Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara.
C.    Komponen unsur hara yang terdapat pada media tanam dan di butuhkan oleh tanaman
  1. Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar.
  1.  Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman.  Nitrogen  memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif.  Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
  1. Fosfor atau Phosphor (P)
Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA.  ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik. Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan.
  1.  Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.
  1.  Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil.  Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein.
  1.  Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.
  1.  Belerang atau Sulfur  (S)
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin
  1. Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan.
  1.  Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem.
  1.  Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam fungsi reproduksi.
  1.  Seng atau Zinc (Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.
  1.  Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim.
Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.
  1.  Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis.
  1.  Natrium (Na)
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.
  1.  Cobalt (Co)
Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.










BAB III
METODE PENELITIAN

1.      Tempat dan waktu penelitian
Penelitian perkecambahan kacang hijau di rumah M.Heru Gunawan pada tanggal 25 Agustus hingga 2 September 2014.
2.      Alat dan Bahan
a.       Alat
1.      Poli bag sebanyak 4 bungkus dan  1 buah mangkuk kecil berdiameter ± 15 cm
2.      Gelas kimia berukuran 50 ml
3.      Penggaris berukuran 30 cm

4.      Alat tulis ( buku dan pulpen )
5.      Lidi sebanyak 50 biji berukuran ±  5 cm 
6.      Mangkuk kecil berdiameter ± 15 cm
7.      Pot besar berdiameter ± 30 cm
b.      Bahan
1.      Kacang hijau minimal 50 butir
2.      Media tanam
·         Tanah biasa sebanyak  ± 1 kg
·         Tanah liat  sebanyak  ± 1 kg
·         Pasir  sebanyak  ± 1 kg
·         Arang sekam padi sebanyak ± 1 kg
·         Spons cuci piring sebanyak ± 2 buah
3.      Air sebanyak 20 ml/hari
3.      Langkah Kerja
1.      Siapkanlah semua alat dan bahan yang diperlukan .
2.      Rendamlah terlebih dahulu kacang hijau pada mangkuk kecil berdiameter ± 15 cm dengan air sebanyak ± 500 ml selama ± 2 jam untuk menguji apakah kacang hijau itu layak atau tidak untuk ditanam. Adapun syarat tersebut adalah apabila kacang hijau itu mengapung itu menandakan kacang hijau tersebut tidak layak untuk ditanam sedangkan sebaliknya apabila kacang hijau itu tidak mengapung itu menandakan kacang hijau tersebut layak untuk ditanam.
3.      Ambillah kacang hijau yang sudah siap untuk ditanam ,kemudian tanamlah pada media tanam yang sama selama 2 hari.
4.      Siramlah tanaman tersebut dengan air  sebanyak 20 ml /hari.
5.      Setelah 2 hari, pilahlah benih kacang hijau yang memiliki kualitas dan ukuran yang relatif sama sebanyak ± 50 biji.
6.      Kemudian , tanamlah pada media tanam yang berbeda dan berikan nomer pada masing-masing media tanam serta berikanlah nomer pada setiap biji kacang hijau untuk memudahkan kita pada saat pengukuran.
·         Media tanah biasa                             : nomer 1 (10 biji kacang hijau)
·         Media tanam tanah liat                     : nomer 2 (10 biji kacang hijau)
·         Media tanam pasir                            : nomer 3 (10 biji kacang hijau)
·         Media tanam arang sekam padi        : nomer 4 (10 biji kacang hijau)
·         Media tanam spons cuci piring         : nomer 5 (10 biji kacang hijau)
7.      Siramlah masing-masing media tanam dengan air sebanyak ± 20 ml dua kali sehari (pagi dan sore ).
8.      Perlakuan terhadap masing-masing media tanam sama.
9.      Amatilah pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau di masing-masing media tanam setiap harinya .
10.  Buatlah tabel hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau  di masing –masing media tanam.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

a.         Hari/Tanggal : Kamis, 28 Agustus 2014
·      Tabel
Tanaman
Warna
Jumlah Daun
50 Biji
Kuning
Dua helai , masih kuncup
b.        Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Agustus 2014
Media Tanam :
1.      Tanah biasa
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
3
2
Hijau
2
1,6
2
Hijau
3
1,8
2
Hijau
4
2
2
Hijau
5
1,7
2
Hijau
6
1,8
2
Hijau
7
2
2
Hijau
8
2,1
2
Hijau
9
2,2
2
Hijau
10
4
2
Hijau

2.      Tanah Liat
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
1,5
2
Hijau
2
1,5
2
Hijau
3
2
2
Hijau
4
2
2
Hijau
5
2,5
2
Hijau
6
1,5
2
Hijau
7
3
2
Hijau
8
1,7
2
Hijau
9
1,5
2
Hijau
10
2,5
2
Hijau


3.      Tanah Pasir
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
2,5
2
Hijau
2
4
2
Hijau
3
2,3
2
Hijau
4
4
2
Hijau
5
2,5
2
Hijau
6
2
2
Hijau
7
4,5
2
Hijau
8
1,5
2
Hijau
9
3
2
Hijau
10
2,1
2
Hijau

4.      Sekam Padi
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
1,5
2
Hijau
2
1,5
2
Hijau
3
2
2
Hijau
4
2
2
Hijau
5
2,6
2
Hijau
6
1,5
2
Hijau
7
2,1
2
Hijau
8
2
2
Hijau
9
2,5
2
Hijau
10
2,2
2
Hijau

5.      Spons
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
4
2
Kuning
2
2,3
2
Kuning
3
2
2
Hijau
4
2,1
2
Hijau
5
1,5
2
Kuning
6
4
2
Hijau
7
2,3
2
Kuning
8
1,5
2
Kuning
9
2,3
2
Kuning
10
1,5
2
Kuning



c.       Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2014
Media Tanam :
1.      Tanah Biasa
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
5
2
Hijau
2
2
2
Hijau
3
4
2
Hijau
4
3,5
2
Hijau
5
2,8
2
Hijau
6
2,6
2
Hijau
7
2,3
2
Hijau
8
2,7
2
Hijau
9
3,5
2
Hijau
10
7
2
Hijau
2. Tanah Liat
 
 
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
1,7
2
Hijau
2
1,5
2
Kuning
3
2,1
2
Hijau
4
2,1
2
Hijau
5
2,5
2
Hijau
6
1,5
2
Hijau
7
4,1
2
Hijau
8
1,8
2
Hijau
9
4
2
Hijau
10
1,7
2
Hijau

3. Tanah Pasir
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
6,5
2
Hijau
2
8,5
2
Hijau
3
6,5
2
Hijau
4
7,2
2
Hijau
5
4
2
Hijau
6
5
2
Hijau
7
8,9
2
Hijau
8
4,5
2
Hijau
9
7
2
Hijau
10
6,3
2
Hijau

4.      Sekam padi
No
Tinggi
Banyak Daun
Keterangan
1
1,5
2
Mati
2
1,5
2
Mati
3
2
2
Mati
4
2
2
Mati
5
2,6
2
Mati
6
1,5
2
Mati
7
2,1
2
Mati
8
2
2
Mati
9
2,5
2
Mati
10
2,2
2
Mati

5.      Spons
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
8
2
Hijau
2
3,5
2
Hijau
3
4
2
Hijau
4
4,2
2
Hijau
5
1,6
2
Kuning
6
6,6
2
Hijau
7
1,4
2
Kuning
8
2,3
2
Layu, Mati
9
3,6
2
Hijau
10
1,6
2
Kuning, Kuncup










d.      Hari/Tanggal : Minggu , 31 Agustus 2014
Media Tanam :
1.      Tanah biasa

No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
7
2
Hiau
2
4,9
2
Hiau
3
5,3
2
Hijau
4
5,2
2
Hijau
5
6
2
Hijau
6
2,7
2
Hijau
7
3
2
Hijau
8
4
2
Hijau
9
5,7
2
Hijau
10
8,8
2
Hijau
 
2.      Tanah Liat
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
2
2
Hijau
2
1,5
2
Mati
3
2,2
2
Hijau
4
3,2
2
Hijau
5
3,5
2
Hijau
6
2
2
Hijau
7
4,5
3
Hijau
8
1,9
2
Hijau
9
4,6
2
Hijau
10
2
2
Hijau

3.      Tanah Pasir
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
8,3
2
Hiau
2
10
2
Hiau
3
7,8
2
Hiau
4
9,5
2
Hijau
5
9,4
2
Hijau
6
5,2
2
Layu
7
10,3
2
Hijau
8
6,5
2
Hijau
9
9,6
2
Hijau
10
7,9
2
Hijau

4.      Sekam Padi (Tanaman Mati)
5.      Spons
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
10
2
Hiau
2
5,8
2
Hijau
3
6,4
2
Hijau
4
4,8
2
Hijau
5
1,6
2
Mati
6
8,7
2
Hijau
7
1,4
2
Mati
8
2,3
2
Mati
9
5,7
2
Hijau
10
1,6
2
Mati

e.       Hari/Tanggal : Senin , 1 September 2014
Media Tanam :
1.     
 
Tanah Biasa                
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
8,1
2
Hijau
2
6,5
2
Hijau
3
8
2
Hijau
4
7
2
Hijau
5
7
2
Hijau
6
3,5
2
Hijau
7
3,5
2
Hijau
8
6
2
Hijau
9
7,1
2
Hijau
10
9,5
2
Hijau










2.      Tanah Liat
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
2,1
2
Hijau
2
1,5
2
Mati
3
3,2
2
Hiau
4
3,7
2
Hijau
5
5,6
2
Hijau
6
2,5
2
Hijau
7
5,2
3
Hijau
8
2,1
2
Hijau
9
5
2
Hijau
10
2,3
2
Hijau
 

3.       
4.       
5.       
6.       
7.       
8.       
3.Tanah Pasir
No
Tinggi
Banyak Daun
Warna Daun
1
11
2
Hijau
2
12
2
Hijau
3
10
2
Hijau
4
10,7
2
Hijau
5
11,5
2
Hijau
6
5,2
2
Mati
7
11,2
2
Hijau
8
8,9
2
Hijau
9
10,7
2
Hijau
10
10,4
2
Hijau
4.      Sekam Padi (Tanaman Mati)
5.      Spons