BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Media
tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam
merupakan media atau tempat dimana tanaman dan biji dapat tumbuh dan berkembang
di dalamnya, misalnya sekam, kapas, dan lainnya. Secara umum media tanam harus
dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang
ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang
bersifat irreversible (tidak
dapat mengecil kembali).
Perkembangan
adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas. Matuaritas
tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari ciri-cirinya.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik faktor internal maupun eksternal,
semuanya memiliki pengaruh masing-masing terhadap perkecambahan suatu tumbuhan.
Dengan faktor-faktor yang berbeda, perkecambahan suatu tumbuhan dengan jenis
yang sama tetapi dengan pemberian faktor-faktor perkecambahan yang berbeda,
maka akan mengahasilkan perbedaan dalam perkecambahannya.
Hal
inilah yang mendasari kami untuk melakukan penelitian yang menggunakan beberapa
jenis media media tanam untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
suatu tumbuhan dengan judul “Membandingkan
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau pada media
tanam tanah dan hidroponik”.
b.
Rumusan masalah
1.
Apakah media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman ?
2.
Apa saja unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan
yang terkandung pada media tanam untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan ?
3.
Apa saja
kekurangan dan kelebihan masing-masing media tanam tersebut ?
4.
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang hijau pada media tanah dan media hidroponik ?
5.
Media tanam manakah yang lebih baik pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau ? apa penyebabnya ?
c.
Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang tanaman kacang hijau pada media tanam tanah dan hidroponik serta untuk mengetahui media tanam
yang paling cocok untuk tumbuh kembang tanaman kacang hijau.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses
fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume
sel yang bersifat irreversible (tidak dapat mengecil kembali). Pada
tumbuhan ber sel satu terjadi
penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran
sel maupun penambahan ukuran sel.
Perkembangan adalah proses
pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas. Matuaritas tidak dapat
diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari ciri-cirinya.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a.
Faktor Dalam (Internal)
- Gen
Gen adalah
substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi
ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit,
warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan
kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya.
Meskipun peranan gen
sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola
pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah
lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan
tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya
menjadi kurang baik.
b.
Faktor Luar (External)
Faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari
faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut:
- Makanan atau Nutrisi
Makanan
merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme. Kualitas dan
kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang
terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2)
diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak
berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang terlambat
dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah dipupuk, daun tanaman padi
itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa demikian? Di
dalam pupuk terkandung zat hara yang penting sebagai nutrisi tanaman.
- Suhu
Semua makhluk
hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah
sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan
hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh
yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal musim kemarau (suhu
udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada
musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang tumbuh
dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah
pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga
yang seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan
dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
- Cahaya
Cahaya
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tumbuhan
sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya
ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak
hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu menyimpan kecambah di
tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan tumbuh lebih cepat (lebih
tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan pucat/kekuning-kuningan karena
kekurangan klorofil.
- Air dan Kelembapan
Air dan
kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak
dapat berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan
adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab
berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air
yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini
sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
5.
Media tanam
Media tanam
merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan
media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat
asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki
kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus
dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menahan ketersediaan unsur hara baik media tanam tanah maupun
hidroponik.
Hidroponik
merupakan suatu cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai
media pertumbuhan. Jadi media tanah diganti dengan arang, sekam atau pasir.
Berdasarkan
jenis bahan
penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
·
Bahan Organik
Media tanam yang termasuk
dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup,
misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit
kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul
dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah
mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga
memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi
udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan
mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme.
Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan mineral.
Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman
sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu
kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering
diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan
sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.
Beberapa jenis bahan organik
yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis,
kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
- Arang
Arang bisa berasal dari
kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman anggrek di
daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu
mengikat air dalam jumlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya
yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam
pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir
dan diadaptasikan.
Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk
sehingga sulit ditumbuhi jamur. Namun, media arang cenderung miskin akan unsur
hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa
aplikasi pemupukan.
b.
Kompos
Kompos merupakan media
tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau
limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan
dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik,
kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam
penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik
yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah.
Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan
soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur
tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar
kation pada tanah.
- Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa atau coco
peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam.
Sabut kelapa untuk media tanam berasal dari buah kelapa tua karena memiliki
serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa
sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah.
Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain
itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit.
Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di
dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida
pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatnya yang cepat lapuk
sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa
sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan
menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung
unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K),
natrium (N), dan fosfor (P).
- Sekam padi
Sekam padi adalah kulit
biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa
berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam
mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya
berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan
drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar
untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah
mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan
karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun,
sekam bakar cenderung mudah lapuk.
Sementara kelebihan sekam
mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk,
merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal
atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam
padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.
- Humus
Humus adalah segala macam
hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi
jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli
tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna
gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu
dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang
tinggi sehingga bias menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang
kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika
tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga
memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu
menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam
perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah
dan pasir.
·
Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah
bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan
batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu
pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
a.
Pasir
Pasir sering digunakan
sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini,
pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian
benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya
yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot
pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu,
keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir
bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki
pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan
cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap
proses pemisahan)
pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian,
media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal
tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara
tunggal.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil,
batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
b.
Spons (floralfoam)
Dilihat dari sifatnya, spons sangat ringan sehingga
mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media
jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air
akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media
tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya
diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena
bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spons sudah terlihat tidak layak pakai
(mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai
media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya
cenderung hanya sementara
waktu saja.
c.
Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis
tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik
dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang
lebih banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro)
sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori-pori mikro adalah
pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro
adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang.
Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan
sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
Pada dasarnya, tanah liat
bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan
lain yang kaya akan unsur hara.
C. Komponen unsur hara yang terdapat pada media tanam dan
di butuhkan oleh tanaman
- Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar.
- Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen
dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman,
jaringan, dan organ tanaman.
Nitrogen memiliki fungsi utama
sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur
Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat
pertumbuhan memasuki fase vegetatif.
Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
- Fosfor atau Phosphor (P)
Unsur Fosfor
(P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan
DNA. ATP penting untuk proses transfer
energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P
juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap
akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman
terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik. Bersama dengan unsur
Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan.
- Kalium (K)
Unsur Kalium
berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, transportasi karbohidrat,
membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan
sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.
- Magnesium (Mg)
Magnesium
adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di
dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk
ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan
magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu
juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses
sintesis protein.
- Kalsium (Ca)
Unsur ini yang
paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan , dan
mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada
titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan
pertumbuhan akar terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca
berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi
hasil fotosintesis.
- Belerang atau Sulfur (S)
Pada umumnya
belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein dan
metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A
dan glutationin
- Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur
yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun hanya diserap dalam
jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses
dalam tumbuhan.
- Boron (B)
Boron memiliki
kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan diferensiasi , dan
pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA , bahan
dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui
pembuluh xylem.
- Tembaga (Cu)
Fungsi penting
tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu
kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil , dan berperan dalam fungsi reproduksi.
- Seng atau Zinc (Zn)
Hampir mirip
dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil
dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang
sudah lama digunakan.
- Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan
dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator pembentukan klorofil.
Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi ,
sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim.
Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada
adenium.
- Mangan (Mn)
Mangan
merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan
sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi
metabolisme nitrogen dan fotosintesis.
- Natrium (Na)
Terlibat dalam
osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu
kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K.
- Cobalt (Co)
Cobalt jauh
lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan
nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
Tempat dan waktu
penelitian
Penelitian perkecambahan kacang hijau di rumah M.Heru Gunawan pada tanggal 25 Agustus hingga 2 September 2014.
2.
Alat dan Bahan
a.
Alat
1.
Poli bag sebanyak 4 bungkus dan
1 buah mangkuk kecil berdiameter ± 15 cm
2.
Gelas kimia berukuran 50 ml
3.
Penggaris berukuran 30 cm
4.
Alat tulis ( buku dan pulpen )
5.
Lidi sebanyak 50 biji berukuran ± 5 cm
6.
Mangkuk kecil berdiameter ± 15 cm
7.
Pot besar berdiameter ± 30 cm
b.
Bahan
1.
Kacang hijau minimal 50 butir
2.
Media tanam
·
Tanah biasa sebanyak ± 1 kg
·
Tanah liat
sebanyak ± 1 kg
·
Pasir sebanyak ± 1 kg
·
Arang sekam padi sebanyak ± 1 kg
·
Spons cuci piring sebanyak ± 2 buah
3.
Air sebanyak 20 ml/hari
3.
Langkah Kerja
1.
Siapkanlah semua alat dan bahan yang diperlukan
.
2.
Rendamlah terlebih dahulu kacang hijau pada mangkuk
kecil berdiameter ± 15 cm dengan air sebanyak ± 500 ml selama ± 2 jam untuk menguji apakah kacang hijau itu layak atau tidak untuk ditanam. Adapun syarat tersebut adalah apabila kacang hijau itu mengapung itu menandakan kacang hijau tersebut tidak layak untuk ditanam sedangkan sebaliknya apabila kacang hijau itu tidak mengapung itu menandakan kacang hijau tersebut layak untuk ditanam.
3.
Ambillah kacang hijau yang sudah siap untuk ditanam ,kemudian tanamlah pada media tanam
yang sama selama 2 hari.
4.
Siramlah tanaman tersebut dengan air sebanyak 20 ml /hari.
5.
Setelah 2 hari, pilahlah benih kacang hijau yang memiliki
kualitas dan ukuran yang relatif sama sebanyak ± 50 biji.
6.
Kemudian , tanamlah pada media tanam yang berbeda dan
berikan nomer pada masing-masing media tanam serta berikanlah nomer pada setiap
biji kacang hijau untuk memudahkan kita pada saat pengukuran.
·
Media tanah biasa
: nomer 1 (10 biji kacang hijau)
·
Media tanam tanah liat
: nomer 2 (10 biji kacang hijau)
·
Media tanam pasir
: nomer 3 (10 biji kacang hijau)
·
Media tanam arang sekam padi : nomer 4 (10 biji kacang hijau)
·
Media tanam spons cuci piring : nomer 5 (10 biji kacang hijau)
7.
Siramlah masing-masing media tanam dengan air sebanyak ±
20 ml dua kali sehari (pagi dan sore ).
8.
Perlakuan terhadap masing-masing media tanam sama.
9.
Amatilah pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau
di masing-masing media tanam setiap harinya .
10.
Buatlah tabel hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
pada kacang hijau di masing –masing
media tanam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Agustus 2014
·
Tabel
Tanaman
|
Warna
|
Jumlah Daun
|
50 Biji
|
Kuning
|
Dua helai ,
masih kuncup
|
b.
Hari/Tanggal : Jum’at, 29 Agustus 2014
Media Tanam :
1.
Tanah biasa
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
3
|
2
|
Hijau
|
2
|
1,6
|
2
|
Hijau
|
3
|
1,8
|
2
|
Hijau
|
4
|
2
|
2
|
Hijau
|
5
|
1,7
|
2
|
Hijau
|
6
|
1,8
|
2
|
Hijau
|
7
|
2
|
2
|
Hijau
|
8
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
9
|
2,2
|
2
|
Hijau
|
10
|
4
|
2
|
Hijau
|
2.
Tanah Liat
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
2
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
3
|
2
|
2
|
Hijau
|
4
|
2
|
2
|
Hijau
|
5
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
6
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
7
|
3
|
2
|
Hijau
|
8
|
1,7
|
2
|
Hijau
|
9
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
10
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
3.
Tanah Pasir
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
2
|
4
|
2
|
Hijau
|
3
|
2,3
|
2
|
Hijau
|
4
|
4
|
2
|
Hijau
|
5
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
6
|
2
|
2
|
Hijau
|
7
|
4,5
|
2
|
Hijau
|
8
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
9
|
3
|
2
|
Hijau
|
10
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
4.
Sekam Padi
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
2
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
3
|
2
|
2
|
Hijau
|
4
|
2
|
2
|
Hijau
|
5
|
2,6
|
2
|
Hijau
|
6
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
7
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
8
|
2
|
2
|
Hijau
|
9
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
10
|
2,2
|
2
|
Hijau
|
5.
Spons
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
4
|
2
|
Kuning
|
2
|
2,3
|
2
|
Kuning
|
3
|
2
|
2
|
Hijau
|
4
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
5
|
1,5
|
2
|
Kuning
|
6
|
4
|
2
|
Hijau
|
7
|
2,3
|
2
|
Kuning
|
8
|
1,5
|
2
|
Kuning
|
9
|
2,3
|
2
|
Kuning
|
10
|
1,5
|
2
|
Kuning
|
c.
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2014
Media Tanam :
1.
Tanah Biasa
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
5
|
2
|
Hijau
|
2
|
2
|
2
|
Hijau
|
3
|
4
|
2
|
Hijau
|
4
|
3,5
|
2
|
Hijau
|
5
|
2,8
|
2
|
Hijau
|
6
|
2,6
|
2
|
Hijau
|
7
|
2,3
|
2
|
Hijau
|
8
|
2,7
|
2
|
Hijau
|
9
|
3,5
|
2
|
Hijau
|
10
|
7
|
2
|
Hijau
|
|
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
1,7
|
2
|
Hijau
|
2
|
1,5
|
2
|
Kuning
|
3
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
4
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
5
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
6
|
1,5
|
2
|
Hijau
|
7
|
4,1
|
2
|
Hijau
|
8
|
1,8
|
2
|
Hijau
|
9
|
4
|
2
|
Hijau
|
10
|
1,7
|
2
|
Hijau
|
3. Tanah Pasir
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
6,5
|
2
|
Hijau
|
2
|
8,5
|
2
|
Hijau
|
3
|
6,5
|
2
|
Hijau
|
4
|
7,2
|
2
|
Hijau
|
5
|
4
|
2
|
Hijau
|
6
|
5
|
2
|
Hijau
|
7
|
8,9
|
2
|
Hijau
|
8
|
4,5
|
2
|
Hijau
|
9
|
7
|
2
|
Hijau
|
10
|
6,3
|
2
|
Hijau
|
4.
Sekam padi
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Keterangan
|
1
|
1,5
|
2
|
Mati
|
2
|
1,5
|
2
|
Mati
|
3
|
2
|
2
|
Mati
|
4
|
2
|
2
|
Mati
|
5
|
2,6
|
2
|
Mati
|
6
|
1,5
|
2
|
Mati
|
7
|
2,1
|
2
|
Mati
|
8
|
2
|
2
|
Mati
|
9
|
2,5
|
2
|
Mati
|
10
|
2,2
|
2
|
Mati
|
5.
Spons
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
8
|
2
|
Hijau
|
2
|
3,5
|
2
|
Hijau
|
3
|
4
|
2
|
Hijau
|
4
|
4,2
|
2
|
Hijau
|
5
|
1,6
|
2
|
Kuning
|
6
|
6,6
|
2
|
Hijau
|
7
|
1,4
|
2
|
Kuning
|
8
|
2,3
|
2
|
Layu, Mati
|
9
|
3,6
|
2
|
Hijau
|
10
|
1,6
|
2
|
Kuning, Kuncup
|
d.
Hari/Tanggal : Minggu , 31 Agustus 2014
Media Tanam :
1.
Tanah biasa
No
|
Tinggi
|
Banyak
Daun
|
Warna Daun
|
1
|
7
|
2
|
Hiau
|
2
|
4,9
|
2
|
Hiau
|
3
|
5,3
|
2
|
Hijau
|
4
|
5,2
|
2
|
Hijau
|
5
|
6
|
2
|
Hijau
|
6
|
2,7
|
2
|
Hijau
|
7
|
3
|
2
|
Hijau
|
8
|
4
|
2
|
Hijau
|
9
|
5,7
|
2
|
Hijau
|
10
|
8,8
|
2
|
Hijau
|
2.
Tanah Liat
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
2
|
2
|
Hijau
|
2
|
1,5
|
2
|
Mati
|
3
|
2,2
|
2
|
Hijau
|
4
|
3,2
|
2
|
Hijau
|
5
|
3,5
|
2
|
Hijau
|
6
|
2
|
2
|
Hijau
|
7
|
4,5
|
3
|
Hijau
|
8
|
1,9
|
2
|
Hijau
|
9
|
4,6
|
2
|
Hijau
|
10
|
2
|
2
|
Hijau
|
3.
Tanah Pasir
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
8,3
|
2
|
Hiau
|
2
|
10
|
2
|
Hiau
|
3
|
7,8
|
2
|
Hiau
|
4
|
9,5
|
2
|
Hijau
|
5
|
9,4
|
2
|
Hijau
|
6
|
5,2
|
2
|
Layu
|
7
|
10,3
|
2
|
Hijau
|
8
|
6,5
|
2
|
Hijau
|
9
|
9,6
|
2
|
Hijau
|
10
|
7,9
|
2
|
Hijau
|
4.
Sekam Padi (Tanaman Mati)
5.
Spons
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
10
|
2
|
Hiau
|
2
|
5,8
|
2
|
Hijau
|
3
|
6,4
|
2
|
Hijau
|
4
|
4,8
|
2
|
Hijau
|
5
|
1,6
|
2
|
Mati
|
6
|
8,7
|
2
|
Hijau
|
7
|
1,4
|
2
|
Mati
|
8
|
2,3
|
2
|
Mati
|
9
|
5,7
|
2
|
Hijau
|
10
|
1,6
|
2
|
Mati
|
e.
Hari/Tanggal : Senin , 1 September 2014
Media Tanam :
1.
|
No
|
Tinggi
|
Banyak
Daun
|
Warna Daun
|
1
|
8,1
|
2
|
Hijau
|
2
|
6,5
|
2
|
Hijau
|
3
|
8
|
2
|
Hijau
|
4
|
7
|
2
|
Hijau
|
5
|
7
|
2
|
Hijau
|
6
|
3,5
|
2
|
Hijau
|
7
|
3,5
|
2
|
Hijau
|
8
|
6
|
2
|
Hijau
|
9
|
7,1
|
2
|
Hijau
|
10
|
9,5
|
2
|
Hijau
|
2.
Tanah Liat
No
|
Tinggi
|
Banyak
Daun
|
Warna Daun
|
1
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
2
|
1,5
|
2
|
Mati
|
3
|
3,2
|
2
|
Hiau
|
4
|
3,7
|
2
|
Hijau
|
5
|
5,6
|
2
|
Hijau
|
6
|
2,5
|
2
|
Hijau
|
7
|
5,2
|
3
|
Hijau
|
8
|
2,1
|
2
|
Hijau
|
9
|
5
|
2
|
Hijau
|
10
|
2,3
|
2
|
Hijau
|
|
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.Tanah Pasir
No
|
Tinggi
|
Banyak Daun
|
Warna Daun
|
1
|
11
|
2
|
Hijau
|
2
|
12
|
2
|
Hijau
|
3
|
10
|
2
|
Hijau
|
4
|
10,7
|
2
|
Hijau
|
5
|
11,5
|
2
|
Hijau
|
6
|
5,2
|
2
|
Mati
|
7
|
11,2
|
2
|
Hijau
|
8
|
8,9
|
2
|
Hijau
|
9
|
10,7
|
2
|
Hijau
|
10
|
10,4
|
2
|
Hijau
|
4.
Sekam Padi (Tanaman Mati)
5.
Spons
0 komentar:
Posting Komentar