A. Pengertian Teater
Istilah
teater berasal dari bahasa Yunani yang berarti gedung/tempat
pertunjukkan. Sedangakan dalam bahasa Inggris “theatre” mengandung
banyak pengertian, yaitu :
- Gedung pertunjukan tempat orang menonton sajian tontonan
- Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan yang memaparkan lakon
- Adegan, permainan, gagasan dan sebagainya yang dipandang sebagai drama
- Tempat suatu tindakan atau perbuatan terjadi
Secara
umum, teater adalah pengertian yang mengisyaratkan kepada drama dan
segala sesuatu yang mempunyai kaitan dengan naskah dan acting lakon.
1. Bentuk-bentuk teater Nusantara dan teater modern
Berkembang
dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan teater
modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat
improvisasi). Sifatnya supel artinya dipentaskan di sembarang tempat.
Teater tradisional dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Teater rakyat
Teater ini bersifat sederhana, improvisasi, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contoh:
1. Randai dari Sumatra Barat
2. Ketoprak , Srandul, Jemblung, dan gatotkaca dari Jawa Tengah
3. Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi dari Jakarta
4. Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Topeng Dalang, Reog dan Jemblung dari Jawa Timur
- Teater Klasik
Sifat
teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur dengan
cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak
lagi menyatu dalam kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater
ini dari pusat kerajaan yang bersifat feodalistik. Contoh: wayang
kulit, wayang orang dan wayang golek. Ceritanya statis tapi memiliki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku teater tersebut.
- Teater tradisi
Teater
tradisi yaitu teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi
gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Teater modern adalah teater yang dalam kepengurusannya memerlukan suatu profesionalisme, hal itu karena dibutuhkan pengelola keuangan dan organisator yang mampu memanjangkan napas hidup grup-grup teater modern.
Ciri-ciri teater modern:
a. Tidak lagi bersifat improvisasi, naskah sudah mulai membagi peran
b. Tidak lagi mengandalkan senii tari dan lagu
c. Struktur lagunya tidak lagii statis, tetapi disesuaikan dengan perkembangan lakon atau cerita sastra
Teater
modern memiliki sifat segitiga hubungan yaitu naskah, pementasan dan
penonton. Teater modern terdiri atas teater modern konvensional dan
teater modern eksperimental.
Contoh teater modern:
a. Bengkel teater Rendra di yogyakarta
b. Teater popular didirikan Teguh Karya
c. Teater Koma dipimpin Nano Riantiarno
d. Teater Mandiri didirikan Putu Wijaya
e. Bengkel Muda Surabaya pimpinan Akudiat dari Surabaya
2. Unsur-unsur seni dalam teater
Unsur utama seni teater adalah manusia sendiri. Unsur penunjang seni teater:
- Gerak
- Suara
- Bunyi
- Rupa
- Rupa mencakup berbagai aspek, yaitu segala sesuatu yang tampak di panggung. Hal ini antara lan meliputi pemain, tat arias, busana porperti, set dekor dan pencahayaan.
3. Teater sebagai seni kolektif
Teater
merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya pun
sangat panjang dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang
banyak atau berbagai kelompok yang membutuhkan kerja sama sehingga
mewujudkan suatu karya yang maksimal. Adapun orang-orang yang terlibat langsung adalah actor/aktris, sutradara, produser, manager, art director dan penata teknis. Teater
merupakan karya seni yang istimewa karena kisahnya yang menunjukan
kehidupan didunia atau masyarakat sehari-hari yang dapat dinikmati oleh
media audio visual. Teater juga karya seni gabungan dari berbagai seni,
yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan seni sastra.
B.Teater sebagai Imitasi Kehidupan
- Ciri-ciri teater sebagai imitasi kehidupan
a. Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
b. Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
c. Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
d. Pemeran (penokohan atau perwatakan)
e. Konflik manusia merupakan dasar lakon
f. Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat
- Ciri-ciri peran dramatis dalam pertunjukan teater
a. Peran merupaksnkreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
b. Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
c. Peran disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasannya
- Sumber cipta karya teater modern
Dalam
teater modern jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor
dan property lainnya menggunakan teknik barat (akulturasi teknik tradisi
dan teknik barat). Dalam teater ini penonton tidak hanya disuguhin
pengetahuan baik atau buruk, indah atau jelek, cantik atau buruk tapi
juga ikut menyikapi dan melihat action.
C. Struktur Teater Modern
Struktur pertunjukan seni teater modern Indonesia
a. Plot merupakan jalinan cerita
b. Penokohan dan perwatakan
c. Penulis
lakon sudah menggambarkan perwatakan tokohnya. Dalam keterkaitan
penokohan dan perwatakan terdapat tokoh protagonist, tokoh antagonis dan
tokoh pembantu.
d. Dialog
e. Ciri
khas suatu drama adalah naskah yang berbentuk percakapan atau dialog
yang berbentuk lisan dan komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.
f. Setting biasanya disebut latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi, yaitu tempat, ruang dan waktu.
g. Tema
merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan
dengan premisdrama yang berhubungan dengan nada dasar dan sudut pandang
pengarang.
h. Amanat atau pesan pengarang
- Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teater
Sutradara yaitu orang yang mengoordinasikan segala anasir Pementasan. Sejak latihan dimulai sampai selesai. Maka dari itu sutradara harus menguasai segi artistic dan segi teknis pementasan. Adapun tugas dan peranan sutradara adalah :
· Memilih pemain
a. Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain
b. Menyusun rencana pembiayaan
c. Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya
d. Menyusun program teaterikal
e. Melatih para pemain
f. Mewujudkan lakon di atas pentas
g. Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukan selama pertunjukan berlangsung
D. Persiapan Pementasan Teater
1. Pemilihan peran
Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris biasanya disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu:
a. Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawakan
b. Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik pemain
c. Antitype
casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik
yang dibawakan (berlawanan dengan watak dan cirri fisiknya sendiri)
d. Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran
e. Therapeutic
casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan
terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam diri seseorang
2. Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting
Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakannya
Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran:
a. Kreasi yang dilakukan actor atau aktris
b. Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar
c. Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasan.
d. Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.
3. Menunjukan pola permainan (blocking)
Dalam seni peran setiap tokoh harus mampu memerintah badan, suara, emosi dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol karakter.
Adapun contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang harus disiapkan oleh pemeran, yaitu:
a. Latihan tubuh
b. Latihan suara
c. Observasi dan imajinasi
d. Latihan konsentrasi
e. Latihan teknik
Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan ekspresi dari drama.
E. Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana
1) Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a. Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
b. Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.
c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun antagonis).
Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a. Tokoh
sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh
sentral merupakan biang keladi pertikaian (protagonist dan antagonis).
b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga disebut perantara tokoh sentral (tritagonis).
c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari mata rantai cerita.
2). Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan suatu pementasan tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai unsur secara serentak dan kelompok yang mendukung pementasan.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:
a. Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung cerita.
b. Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor atau aktris dan pekerja teknis dalam pementasan.
c. Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan
d. Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.
e. Penata
pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan
pentas seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata lampu (lighting), tata
suara, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas
f. Penata
artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak
berhubungan dengan pemenyasan secara langsung, seperti tata rias, tata
busana, tata musik dan efek suara.
Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala pihak, kita pun harus menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal tersebut berkaitan dengan cerita di Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan, Jaka Tarup, Bawang Merah Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban Perahu, Danau Toba.
TEATER NUSANTARA PADA
DAERAH SETEMPAT
- Pengertian Seni Teater
Seni
teater adalah pementasan atau penikmatan dari publik atau audience
(pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus, atau peneliti).
Proses terjadinya drama ke teater disebut proses berteater. Teater berasal dari bahasa Yunani dari kata Theamai yang berarti takjub melihat.
Arti teater terdiri dua macam cara, yaitu arti sempit dan arti yang luas
- Arti sempit, diartikan seni drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis).
- Arti luas diartikan segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
- Unsur-Unsur Seni Pertunjukkan
Unsur-unsur dalam seni pertunjukkan adalah sebagai berikut :
1. Cerita
Isi
cerita yang ditampilkan, berupa permasalahan atau konflik antara
pelaku-pelaku itu sendiri. Jalan cerita dapat berbentuk dialog yang
disusun dalam suuatu naskah.
2. Pelaku atau pemain
Para
pemain drama, actor, dan aktris merupakan pelaku yang dapat
menyampaikan isi cerita kepada para penonton yaitu ucapan dan perbuatan.
3. Panggung pertunjukan
Panggung mempunyai fungsi untuk memperkuat dan mempermudah gambaran isi cerita.
4. Penonton
Sukses
tidaknya dalam pertunjukkan tergantung juga oleh tanggapan penonton.
Unsur saling menunjang kelangsungan pertunjukkan juga peran dari
penonton sangatlah menentukan.Otomatis untuk mendukung kelangsungan
hidup pertunjukkan, para penonton diwajibkan membayar karcic
pertunjukkan, sehingga kehidupan pemain akan berlangsung terus.
- Unsur Seni Teater
Unsur pendukun teater terdiri dari :
1) Gerak
Unsur gerak dalam seni teater terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Gerak manusia
b. Gerak alam (binatang, tumbuhan dan unsure-unsur alam lainnya).
2) Tata busana / pakaian
Pakaian
(busana) dalam dunia pertunjukkan merupakan perlengkapan (accessories)
yang dikenakan da dalam pentas, meliputi semua pakaian, sepatu, pakaian
kepala (penataan rambut).
3) Tata rias
Tat
arias merupakan hal yang sangat peka di hadapan penonton, sebab sebelum
menikmati tarian selalu memperhatikan wajah para pemainnya.
Fungsi
tata rias adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh
yang sedang dibawakannya, untuk memperkuat ekspresi dan untuk menambah
daya tarik penampilan.
4) Tata panggung
Segala
pertunjukkan apapun selalu memerlukan tempat untuk menyelenggarakan
pertunjukkan tersebut, serta untuk memperkuat dan mempermudah gambaran
isi atau alur cerita tersebut
5) Tata lampu
Demi
penyempurnaan pementasan, tata sinar dalam panggung sangat memperkuat
sekali dan membuat tontonan semakin hidup. Tata cahaya (penyinaran)yang
baik akan memberikan warna pada bagian-bagian pentas sesuai dengan jalan
cerita yang dibawakannya.
6) Tata bunyi
Tata bunyi yang bertujuan untuk menghidupkan suasana teatersecara kreatif, sesuai dengan isian suara yang dikehendakinya.
Misalnya suara pintu, air, suara kuda berjalan, musik, sepeda motor, Dll
- Bentuk Teater
Beberapa contoh bentuk teater di antaranya sebagai berikut :
1. Terater
yang kegiatannya terikat oleh persoalan-persoalan kehidupan
sehari-hari, termasuk teater yang berasal dari lingkungan desa. Contoh
Kehidupan teater di Bali.
2. Teater
yang dilakukan pada acara tertentu seperti acara ritual, dengan pelaku
para kelurga bangsawan, dalam melaksanakan jaga di lingkungan terbatas.
Jenis teater tersebut termasuk teater yang lahir di keraton.
3. Jenis
teater yang membawa bentuk/corak kehidupan desa atau keraton,
perkembangannya melalui kelompok-kelompok baru didalam masyarakat dan
sebagai produk dari kebutuhan baru, disebut dengan bentuk teater yang
tumbuh di kota-kota
4. Teater
yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe melainkan sudah
mewakili individu. Kemampuan yang dimiliki tumbuh dari teater
kontemporer yang merupakan teater golongan minoritas. Jenis taeter
tersebut termasuk teater modern (kontemporer).
D. Jenis Teater Tradisional
1. Jenis teater tradisi daerah
Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam penyajian teater ketoprak.
- Faktor pentas
- Faktor penonton
- Faktor cerita
- Faktor acting
- Faktor musik pengiring
2. Teater daerah Jawa
a) Wayang orang
Sumber cerita wayang orang diambilkan dari cerita Ramayana dan Mahabrata.
b) Sendratari
Sendratari adalah suatu sajian dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog.
c) Kesenian Ketoprak
Kesenian
ketoprak dalam pementasannya di tempat terbuka, bahasa yang digunakan
dengan dialog dalam bahasa Jawa. Peralatan dalam kesenian ketoprak di
kota yogyakarta pada tahun 1925-1927 terdiri dari kenong, gendang,
terbangan dan seruling.
d) Lenong
Kesenian
teater lenong berasal dari betawi. Inti dari kesenian lenong adalah
memaparkan pertunjukkan sandiwara dengan diiringi gambang kromong.
e) Ludruk
Ciri khas kesenian ludruk adalah pemain dalam pementasannya terdiri dari para pemain pria. Walaupun ada peran wanita tetapi tetap di mainkan oleh para pemain pria. Iringan musik yang dibawakannya juga memakai iringan gamelan.
f) Reog
Kesenian tradisi reog berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.
Pementasannya
dilakukan di arena terbuka, dengan mengandung unsure magis. Tontonan
yang bersifat tradisional ini berfungsi sebagai hiburan rakyat, namun
mempunyai sifat humor.
F. Kelompok Jenis dan Bentuk Teater Tradisi
1. Teater tradisi mempunyai fungsi sebagai hiburan
Beberapa macam teater tradisi yang berfungsi sebagai hiburan adalah sebagai berikut
- Teater wayang orang yang berasal dari Yogyakarta maupun Surakarta mempunyai fungsi sebagai hiburan bagi tamu yang berkunjung ke istana atau keraton.
- Reog dari Jawa Timur, mempunyai fungsi menghibur masyarakat di alam terbuka
- Ludruk dari daerah Jawa Timurmempunyai fungsi menghibur masyarakat.
- Lenong dari Betawi
2. Teater tradisi sebagai alat komunikasi
Lewat
kesenian teater tradisi merupakan sarana yang paling baik untuk
menyampaikan berbagai informasi. Beberapa cara untuk menyampaikan
informasi, antara lain saat upacara keagamaan, melalui seorang
sastrawan, ilmuwan, penulis, serta melalui seni teater atau
pertunjukkan. Masyarakat dapat menerima informasi lebih cepat dengan
melihat tontonan kesenian daerah yang menggunakan komunikasi,
diantaranya lakon Ramayana, Mahabrata dan Panji.
3. Teater tradisi sebagai sarana upacara
Tujuan
dan fungsi dari teater ini adalah untuk persembahan kepada leluhurnya,
biasanya di sampaikan saat upacara-upacara adapt, keagamaan. Sebagai
contoh teater Topeng Pajegan berasal dari Bali. Tujuan diadakannya
pementasan adalah sebagai acara keagamaan untuk persembahan para
leluhur.
4. Teater tradisi sebagai tanda/tonggak sejarah, prasasti
Dalam pementasan teater tradisi ini untuk menyebarkan berbagai macam berita mengenai sejarah atau prasasti jaman dulu.
Contoh teater tradisi yang mempunyai fungsi untuk memperkenalkan sejarah :
- Pertunjukkan teater topeng dari Bali yang berguna memperkenalkan sejarah leluhurya kepada masyarakat.
- Pertunjukkan teater tradisional yang isi ceritanya diambilkan dari cerita raja-raja tempo dulu
G. Penyajian Teater Tradisional
Teater tradisional ketoprak berasal dari Jawa Tengah. Dalam penyajiannya sangat ditentukan beberapa factor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penyajian teater tradisional adalah sebagai berikut:
- Isi cerita yang ditaampilkan meliputi :
- Cerita babad: cerita babad yang dimulai sejak jaman Belanda
- Cerita zaman sekarang: Ngulandra dan Gagak Sala
- Cerita tradisional: Ande-ande Lumut, Roro Mendut Pronocitro dan Timun Emas.
- Cerita yang ditampilkan selalu ada peran dagelan yang memerankan tokoh baik atau tokoh jelek.
- Musik pengiring dalam teater tradisional menggunakan gamelan. Gamelan yang dibawakan ada yang bernada slendro ataupun pelog
- Pengantar bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Jawa
SENI TEATER NUSANTARA
- Pengertian Teater
Teater
berasal dari bahasa Yunani “theatron” yang memiliki tiga pengertian.
Pertama, yang berkaitan dengan gedung/tempat pertunjukan, kedua,
berkaitan dengan publik (audience), auditorium, tempat penonton, dan
ketiga, merupakan karangan tonil (tonieel) yaitu pertunjukan dengan
proses penyampaian informasi yang disamarkan.
- Teater Nusantara
Teater
Nusantara mencakup teater tradisional dan teater modern. Teater ini
merupakan suatu wadah berkesenian yang dilakukan secara kolektif,
berdasarkan cerita pada masa lalu, masa kini, dan yang akan datang.
Teater Nusantara berfungsi sebagai sarana hiburan, komunikasi,
penerangan, pendidikan, dan sebagai metode interaksi indukatif kelompok
(psikodrama).
- Bentuk Teater Tradisional Nusantara
Wujud
atau bentuk teater tradisional Nusantara terkondisi dengan tata adat,
sosial masyarakat, dan struktur geografis masing-masing daerah. Cerita
untuk teater tradisonal pun berbda-beda tergantung dari latar belakang
masyarakat setempat.
Contohnya :
- Mamanda dan wayang gong; dari Kalimatan Selatan
- Mak Yong dan Mendu; berasal dari Riau
- Dul Muluk; berasal dari Sumatera Selatan
- Randai; berasal dari Sumatera Barat
- Bangsawan; berasal dari Sumatera Utara
- Anak Abir; berasal dari Nusa Tenggara,Lombok
- Ubrug, Longser, Bonjet, Reog, dan Wayang Golek dari Jawa Barat
- Lenong dan Topeng Blantik; dari Betawi
- Masres; dari Indramayu
- Ketoprak, Wayang Orang, dan Wayang Kulit; dari Jawa Tengah
- Ludruk dan Reog Ponorogo; dari Jawa Timur
- Arya, Barong, dan Kecak; berasal dari Bali
- Bentuk Teater Modern
Dalam
perkembangannya, pertujnjukan teater modern kadang mencoba kembali ke
akar tradisi. Artinya, tempat pertunjukan dapat disesuaikan, apakah
ditempat terbuka atau tertutup sesuai keinginan sutradara tentang
bagaimana cerita itu dipentaskan. Teater modern membutuhkan seorang
pengatur jalannya cerita yang akan disampaikan yaitu sutradara.
Teater modern di Indonesia telah melahirkan beberapa nama sutradara di antaranya :
· Bengkel Teater (W.S. Rendra)
· Teater Koma (N. Riantiarno)
· Teater Populer (Teguh Karya)
· Teater Mandiri (Putu Wijaya)
· Teater Gandrik (Jujuk Prabowo)
· Teater Kecil (Arifin C. Noor)
· Teater Garasi (Yudhi A. Tajudin)
Sumber
cipta karya modern dapat diperoleh karya sastra seperti puisi, novel,
cerpen, otobiografi yang ditulis oleh sastrawan Indonesia. Selain
tulisan para sastrawan, sumber karya teater modern dapat diperoleh dari
pengamatan pola hidup masyarakat dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dan juga budaya kawula muda.
- Unsur-Unsur Seni Teater
Antara lain :
· Sastra, merupakan bahan baku cerita dan dialognya
· Seni peran, merupakan ciri khas seni drama jika dibandingkan dengan seni lainnya
· Seni gerak dalam drama sesuai dengan gerakan sehari-hari
· Seni rupa, diterapkan pada seni drama dalam busana, tata rias, properti, panggung, dan dekorasi
· Musik berfungsi untuk mengiringi drama
· Tarian, digunkan untuk menggantikan gerak biasa menjdai gerak simbolis.
- Teater Sebagai Seni Kolektif
Teater
adalah bentuk kesenian yang diwujudnyatakan dalam permainan tokoh
dengan aktingnya dalam suatu cerita melalui adegan per adegan yang
digambarkan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam satu naskah.
Dalam teater melibatkan tokoh-tokoh yakni tokoh protagonis, tokoh
antagonis, tokoh tirtagonis, dan peran pelengkap/pembantu.
- Teater sebagai imitasi kehidupan
Seni
teater merupakan refleksi kehidupan manusia dengan konfliknya yang
disuguhkan kepada penonton untuk diambil nilai-nilai positifnya. Teater
adalah kegiatan atau proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
bentuk perwujudan olah peran. Bentuk imitasi kehidupan manusia itu
terlihat dari akting para pelaku.
- Peran dramatis dalam pertunjukan teater
Pertunjukan
drama atau teater adalah kegiatan seni yang melibatkan semua cabang
seni (musik, suara/vokal, tari, rupa). Kejadian yang dikemas dalam
pertunjukan teater merupakan misteri yang didramatisir dalm
kepura-puraan sebagagi kebenaran baru (kebenaran imajiner) oleh para
pemeran atau lakon.
- Peran sutradara dalam menciptakan struktur penyajian teater
Sutradara
adalah jabatan yang palling banyak membutuhkan pemikiran. Sebagai
pemimpin utama pertunjukan, sutradara harus dapat menyelaraskan isi
cerita dengan laku permainannya melalui kerakter para tokoh dalam
suasana yang berbeda disetiap adegan. Kedudukan sutradara sangat sentral
dalam keberhasilan suatau pementasan. Peran sutradara dalam menciptakan
srtuktur atau bentuk penyajian teater sebagai berikut:
- Penafsir naskah
- Meng-casting para pemain sesuai dengan peran dan karakter
- Jembatan antara penulis naskah dan pemain
- Pelatih dan pengarah pemain
- Sebagai koordinator pementasan dari awal sampai akhir
- Unsur-Unsur Lain dalam Teater
- Unsur Intrinsik
Yaitu :
· Naskah
lakon/skenario adalah tulisan cerita yang memuat peristiwa onflik yang
akan dimainkan oleh para pemeran/tokoh dengan karakter beragam yang
tersusun membentuk adegan-adegan dalam kesatuan waktu, tempat, dan
kejadian.
· Pemain
adalah para pendukung isi cerita yang memiliki karakter peranan yang
berbeda-beda (bapak, ibu, anak, orang gila, buta, wadam/banci, dan
lain-lain).
· Sutradara Adalah seorang kendali dalam pementasan sebuah teater atau drama
- Unsur Ekstrinsik
Yaitu :
· Kostum
· Tempat pementasan
· Ilutrasi musik
- Unsur Teateral Meliputi penguasaan panggung pementasan
- Unsur Budaya Adalah permasalahan dalam budaya masyarakat setempat
- Unsur Estetika Adalah masalah citarasa keindahan, kretifitas, memadu antar rias, busana, aksesoris, setting panggung, dan ilustrasi musik yang digunakan.
TEATER MANCANEGARA
- Teater di Indonesia
Teater
di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua bagian, teater tradisional
dan teater modern. Teater tradisional adalah teater yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat secara turun temurun. Ciri utama dari teater
tradisional adalah pementasan yang dilakukan secara improvisasi atau
spontan. Teater tradisional tidak mengenal naskah tertulis. Ceritanya
hanya disampaikan oleh sutradara saat menjelang pementasan.
Teater
modern merupakan teater Indonesia yang sudah mendapat pengaruh dari
teater Barat. Teater modern sudah menggunakan naskah tertulis. Naskah
tersebut bias berupa naskah terjemahan dari barat atau naskah ciptaan
sendiri. Teater
modern baik di Indonesia maupun mancanegara merupakan ekspresi seni
yang semarak dan mendapatkan dukungan kuat bagi para pendukungnya.
Teater modern dengan ciri utama menggunakan naskah tertulis sebagai
panduan pemanggungannya, tumbuh subur di kalangan remaja, baik berupa
sanggar-sanggar di luar sekolah maupun teater-teater sekolah yang berupa
ekstrakulikuler. Teater
modern mengunakan asas-asas dramaturgi yang dikembangkan di barat.
Teater modern sangat memperhitungkan area tempat main, dekor, tata
cahaya, tata busana, tat arias, dan tata suara.
Contoh
kelompok teater modern di Indonesia adalah: Bengkel Teater (W.S.
Rendra), Teater Populer (Teguh Karya), Teater SAE (Budi S.Otong), Teater
Kubur (Dindon W.S), Teater Koma (N. Riantiarno), Teater Mandiri (Putu
Wijaya), Teater Kecil (Arifien C, Noer), Teater Gandrik (Butet
Kertarejasa), Teater Garasi Yogyakarta, Teater ASA Undip.
B. Teater Mancanegara
Di
zaman Yunani purba (100 SM-300 SM) teater berkembang dengan bagus
sekali dan banyak melahirkan karya besar. Setelah Yunani Purba
dikalahkan oleh Romawi, pusat kebudayaan barat berpindah ke Roma.
Sesudah Roma jatuh, mulailah abad pertengahan (abad kegelapan). Pada
masa ini seni teater mengalami kemunduran.
Seni
teater bangkit setelah jaman Renaisanse (sekitar 1500 M-1700 M). Seni
teater berkembang dengan gilang-gemilang terutama di Inggris dan
Perancis. Pada masa-masa ini lahirlah pengarang besar seperti William
Shakespeare. Pada masa ini naskah-naskah drama berbentuk puitis dengan
dialog panjang-panjang.
Pada
era modern, Perkembangan teater terjadi seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Tokoh yang berkembang pada era ini adalah Henrik Ibsen
(Hantu-Hantu, Hedda Gabler, Rumah Boneka, Musuh Masyarakat, Bebek
Liar), George Bernard Shaw (Arms and the Man, Major Barbara, Man and
Superman, The Devil’s Disciple, Caesar and Cleopatra). Tokoh teater
termuka Prancis adalah Emile Zola, Therese Raquin, Eugene lonesco
(Badak-badak, pelajaran, Biduanita Botak). Tokoh teater Jerman adalah
Bertold Brecht (Three Penny Opera, Mother Courage, The Good Woman of
Setzuan). Ada pula Arthur Miller (Amerika) melalui karyanya Matinya Pedagang Kelling.
1. Cina
Salah satu bentuk drama yang terkenal dari Cina adalah Opera Peking. Sejarahnya, pada 1790 sebuah jenis drama baru, yang dikenal dengan Jingxi atau Jingju (drama ibu kota). Drama yang dikenal dengan Opera Peking ini, dibuat di Beijing untuk peringatan ulang tahun ke-80 Kaisar Oianlong oleh para pemain dari provinsi Anhui. Drama baru ini menggabungkan beberapa gaya pertunjukan, seperti lagu-lagu rakyat sekitar, dialek local, opera tepuk (pemusiknya membuat ritme dengan memukul 2 batang kayu), dan sejenis musik yang disebut pihuang. Naskah opera peking biasanya merupakan revisi dari jaman zaju atau
kunqu. Naskahnya terdiri dari lagu, Pantomim, tarian, acrobat, seni
bela diri dan dialog. Para pemain memeliki spesialisasi peran tunggal,
yaitu sheng (laki-laki), dan perempuan, jing (tokoh dengan wajah
dilukis), atau chou (pelawak).
Selama
abad XIX dan awal abad XX, hanya ada pemain pria dan ada tiga cara
untuk menjadi pemain: menjadi anak laki-laki pemain, menjadi murid
pemain professional, atau memiliki koneksi dan masuk dengan menyuap.
Kini, pemain pria dan wanita harus melalui audisi untuk kemudian dilatih
di akademi milik pemerintah. Aktor opera peking paling terkenal pada
abad XX adalah Mei Lanfang, seorang spesialis peran wanita yang
memperkenalkan opera peking pada dunia barat tahun 1930-an. Panggung
opera ini sederhana. Para pemusik yang memainkan kecapi, batang kayu
dan sejenis gong dan simbal, duduk di panggung terbuka yang beralaskan
karpet.
Namun
kostum dan tata riasnya, yang memberikan identifikasi peran, sangat
berlebihan. Para pemain menggunakan baju berlangan kain sutra putih yang
lebih panjang dari lengan, dan mereka mengekspresikan perasaannya
dengan meleparnya ke lengan atau mengayunkannya saat menari. Sepasang
ornament burung yang di pasang pada hiasan kepala juga menjadi bagian
koreografi gerak. Para
ksatria mengenahkan jubah satin dengan bordiran dan 4 bendera segitiga
di punggungya. Pemain jing mengecat wajah mereka dengan aneka warna atau
pola abstrak hitam putih yang menggambarkan karakter tertentu.
2. Jepang
Noh dan Kabuki adalah dua jenis drama tradisional Jepang yang paling terkenal. Noh diciptakan oleh Zaemi Motokiyo, seorang actor anak pemilik teater, pada zaman pemerintahan ShogunYoshimitsu (abad XIV). Teater itu, yang pada awalnya memainkan Sarugaku, diubah oleh Zaemi menjadi teater yang memainkan Noh. Noh merupakan sebuah drama yang terinspirasi dari ajaran Buddhisme dan bersifat poetic dan elegan. Inti ceritanya adalah arakter-karakter yang mencari pembebasan dari kehidupan duniawi melalui Buddhisme, Zaemi menulis banyak naskah drama Noh dan 9 di antaranya, yang merupakan drama utama, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Konsep estetika utama Noh terdiri dari Yugen (gelap, misterius, kesedihan yang indah) dan Hana (bunga). DR=rama Noh yang tersisa ada sekitar 250, sebagian besar merupakan drama yang ditulis setelah Zaemi meninggal.
Panggung Noh merupakan panggung kayu persegi yang beratap dengan sebuah jembatan masuk. Para penonton duduk di kedua sisi panggung. Dekorasinya pun sangat minim. Para pemusik duduk di panggung sambil memainkan gendang dan suling bersama penyanyi latar yang menyanyikan narasi dan beberapa dialog. Para actor melakukan pantomime, tarian dan puisi. Beberapa di antara mereka menggunakan topeng kecil yang elegan.
Kabuki lahir pada zaman ketika Jepang menutup dirinya terhadap dunia luar (awal abad XVII). Kabuki merupakan teater melodramatic yang penuh warna warni. Biasanya cerita Kabuki merupakan kisah seorang pintar dari kalangan biasa yang berhasil memperdaya orang dari kalangan atas. Sebagian besar penonton Kabuki pada zaman itu adalah kaum pedagang, yang di larang berpakaian mewah atau berganti pekerjaan sehingga Kabuki menjadi suatu cara melepaskan oleh pendeta wanita bernama Okuni. Ia membawakan tarian dari satir sensual yang disebut Kabuki (kesejajaran yang berbahaya).
Pertunjukan Kabuki bias berlangsung sehari karena terdiri dari episode yang sangat banyak, menampilkan adaegan tari dan perkelahian yang sangat spektakuler, pergantian kostum yang sangat cepat, pengorbanan heroic, dan cinta segitiga, seni peran, tat arias, tata busana dan latar belakang panggungnya dimulai dari realistic sampai gaya yang mewah dan amat berlebihan. Kabuki identik dengan pemain yang seluruhnya laki-laki, dan laki-laki pemeran wanitanya dikenal sebagai onnagata. Para pemain wanita dilarang naik panggung sejak 1629 karena alasan penampilan mereka mengundang pikiran kotor yang memorosotkan moral masyarakat. Para pemuda yang kemudian menggantikannya juga dilarang pada 1652. Panggung Kabuki memiliki hanamici, sebuah jalan yang menyambung sampai ke penonton.
KARYA DRAMA MANCANEGARA
A. Bentuk Pementasan Drama
Bentuk
pementasan drama dapat mengambil jenis drama Nusantara atau modern. Hal
terpenting dari pementasan itu adalah pesan yang akan disampaikan
melalui alur cerita cukup jelas dan dapat dimengerti baik-buruknya
sehingga amanat atau penyelesaian akhir cerita dapat dimengerti
penonton.
1. Pementasan Drama
Budaya setempat banyak mempengaruhi pementasan drama dari daerah atau Negara itu. Cerita yang muncul tentu saja banyak berlatar belakang kejadian di masyarakat setempat.
a. Gagasan Cerita
Ide atau gagasan dasar untuk menyusun cerita dapat melalui imajinasi, pemikiran dan pengalaman seseorang. Banyak sastrawan atau seniman peran yang membuat ceritabaru berdasarkan pengamatan langsung tetang kejadian-kejadian di sekelilingnya. Atau bias pula di dapat dari cerita dan legenda yang sudah ada, kemudian dikembangkan dalam bentuk pementasan yang baru melalui alur cerita yang berbeda tanpa mengubah isi cerita.
b. Menyusun Naskah
Dalam pementasan teater, naskah sangat dibutuhkan untuk menghafal dialog dan mengatur pemain pada bagian mana harus naik keatas pentas. Tanpa naskah, kesalahan yang terjadi di atas pentas akan sangat banyak dan hal ini akan mengurangi kelancaran pementasan. Oleh karena itu, semua pemeran dituntut untuk hafal dialognya masing-masing.
c. Stuktur Dramatik Naskah
Struktur dramatic membuat naskah berdasarkan alur cerita. Dimulai dari munculnya awal permasalahan, permasalahan permasalahan, dan diakhiri dengan penyelesaian. Bisa juga berisikan konflik, peleraian, konflik baru yang sangat hebat, sampai klimaks, dan selesai dengan pesan yang diserahkan kepada penonton untuk dipikirkan. Struktur dramatic dapat digambarkan dengan menggunakan kerucut tunggal atau kerucut ganda. Untuk pementasan sekarang ini sering menggunakan kerucut ganda sehingga kesannya drama yang penuh konflik.
0 komentar:
Posting Komentar