Tanah tak terasa dipijak,
pandangan mata gelap dan hati mengeras..
itulah yang terjadi ketika ego menguasai hati,
dia tidak memberikan ruang sedikitpun kepada rasa cinta dan kasih sayang, untuk berlabuh.
Hanya sesaat saja…
bagaikan kemarau setahun dihapus hujan sehari.
Kasih sayang yang dibina dengan ketulusan tidak dianggap dan lenyap begitu saja.
Hujatan, makian keluar dari mulut tanpa henti,
ketidakpuasan, kelemahan menjadi senjata untuk saling memaki dan memaki. Kemanakah hatinurani itu pergi,
dan mengapa emosi dan ego itu menguasai…?
Hati memang cinta dan terkadang mulut tak dikontrol menjadi pemicunya… keinginan untuk menjadikan keadaan lebih baik dan membuat orang berubah menjadikan mulut tidak terkontrol.
Semua merasa tersakiti…
Ketika disadari perubahan itu mesti dimulainya bukan untuk diinginkan saja
pandangan mata gelap dan hati mengeras..
itulah yang terjadi ketika ego menguasai hati,
dia tidak memberikan ruang sedikitpun kepada rasa cinta dan kasih sayang, untuk berlabuh.
Hanya sesaat saja…
bagaikan kemarau setahun dihapus hujan sehari.
Kasih sayang yang dibina dengan ketulusan tidak dianggap dan lenyap begitu saja.
Hujatan, makian keluar dari mulut tanpa henti,
ketidakpuasan, kelemahan menjadi senjata untuk saling memaki dan memaki. Kemanakah hatinurani itu pergi,
dan mengapa emosi dan ego itu menguasai…?
Hati memang cinta dan terkadang mulut tak dikontrol menjadi pemicunya… keinginan untuk menjadikan keadaan lebih baik dan membuat orang berubah menjadikan mulut tidak terkontrol.
Semua merasa tersakiti…
Ketika disadari perubahan itu mesti dimulainya bukan untuk diinginkan saja
0 komentar:
Posting Komentar